ada yang perlu kau tahu tentang kelistrikan di indonesia kawan [part II]
Gak cuma tergantung ama kondisi kesiapan pembangkit. Tapi faktor alam juga ternyata sangat memperngaruhi.
Dari data yang saya punya, di bulan-bulan Agustus-Oktober, saat musim kemarau melanda, kuota padam meningkat. Pasalnya, bulan tersebut musim kemarau, yang menyebabkan debit air di danau2 yang menjadi sumber pembangkit (PLTA) mengalami defisit. Di daerah Sumatera, pembangkit sebagian besar merupakan PLTA, jadi bener-bener menggangtungkan diri ama kondisi cuaca. Sampe2' sangking surutnya air pada waktu itu, pihak kantor beserta masyarakat setempat mengadakan sholat istisqa' (meminta hujan). Setiap siang dan malam, hampir separuh kota padam. Dan parahnya di Bulan Agustus-September, saat Ramadhan. Phiuhhh.... itulah saatnya masyarakat (dan saya sendiri tentunya) diuji kesabarannya. Menikmati malam2 Ramadhan dengan pemadaman bergilir. Alhamdulillah, saat sahur diprioritaskan untuk tidak padam, ba'da subuh... siap-sipalah.. Radio komunikasi pun ditenteng kemana-mana, udah kayak reserse aje. Tiap 2-3 jam sekali rolling daerah pemadaman.
Pernah suatu subuh masih di bulan Ramadhan. Saat masih berada di mesjid, ternyata UPB (Unit Pengatur Beban) sudah memanggil2 untuk meminta jadwal rolling. Tapi gak mungkin kan ya ke mesjid bawa-bawa radio. Akhirnya, tu jadwal ga sampe' ke UPB, dan alhasil feeder 6 Sicincin, dimana wilayah perkantoran yang harusnya jadi prioritas dipadamkan langsung atas perintah UPB. Hahay..
pagi-pagi heboh lah di kantor. Dan tersangkanya tentu saja saya, yang bertugas piket hari tersebut. Tapi karena alasannya baik (hoho.. Thanks God!) dan bulan baik tentunya, semua ga jadi masalah, daerah padam segera bisa dirolling.
Selain faktor alam, kondisi pembangkit di Indonesia juga sudah gak mumpuni lagi sebenernya. Di Jepang, pembangkit tiap 10 tahun sekali diganti, rusak gak rusak. Nah, orang Indonesia ini hebat, pemeliharaannya bagus sekali, sampai-sampai pembangkit yang berusia 35 tahun (misalnya PLTA Batang Agam, Sumbar) pun masih bisa digunakan. Ckckck... padahal kalo itu pembangkit bisa ngomong, dia pasti bilang , "nak, udah bercucu-cicit yang buat saya, udah adapun mungkin yang dipanggil ama Tuhan, tapi koq saya gak pensiun-pensiun". Hahay.. bukan pembangkitnya aja yang kasihan, petugasnya pun gelagapan kalo salah satu unit pembangkitnya ngambek. Radio suddenly jadi rame, orang pembangkit minta ke UPB (Unit Pengatur Beban) untuk mengurangi beban. UPB minta lagi ke unit-unit untuk mengurangi beban di daerahnya masing2, yang pada akhirnya unit harus memutuskan feeder mana yang akan dipadamkan, sesuai kuota yang diminta UPB.
Well, sejauh ini, yang paling banyak dikenal oleh masyarakat adalah pemadaman bergilir. Kalo udah pet, mati listrik, sebagian besar masyarakat menyangka itu merupakan jadwal padam. Padahal, gak selamanya kalo mati listrik itu menandakan daerah tersebut sedang dapat giliran padam. Ada hal lain yang menyebabkan padam itu bisa terjadi, antara lain:
1. Emang jadwal penyalaan bergilir (tentu saja ^^)
2. Adanya pemeliharaan jaringan, seperti penebangan pohon, penggantian isolator, penggantian LBS, de es be.
3. Adanya gangguan pada JTM (Jaringan Tegangan Menengah). Gangguan ini juga ada faktor2 yang menyebabkanya:
Penyebab internal natara lain:
-Gardu
-Komponen JTM
-Peralatan JTM
-Tiang
Sedangkan penyebab eksternal yaitu:
-Pohon
-Pihak III/binatang
-Alam
-Layang-layang/umbul-umbul
4. Manuver penyulang
5. Sekring di rumah anda putus ^^
Untuk penyalaan bergilir, terjadi karena kurangnya pasokan daya dari pembangkit. Bisa saja ini terjadi karena di pembangkit sedang overhaull, atau pembangkit emang mengalami gangguan. Kalau overhaull, ini emang direncanakan, tapi kalo gangguan, ya jelas insidental lah ya.. tapi saya juga gak bisa jelasin banyak ttg pembangkit, bukan orang pembangkit soalnya ^^
Saat melakukan pemeliharaan jaringan, tentu saja kondisi jaringan kudu free, gak ada tegangan. Hal ini dilakukan untuk keamanan. Gak mau kan kalo ada yang jadi korban tegangan 20kV. Nah, pemeliharaan ini waktunya tergantung ama apa yang dipelihara juga. Kalo cuma ganti-ganti isolator, kawat kait isolator, gak sampai 1 jam. Tapi kalo udah ganti trafo, biasanya agak lama, coz trafo tu kan berat sangat, perlu waktu banyak untuk menaikkan dan menurunkan trafo. Kalo untuk penebangan pohon, ini biasanya yang lama malah birokrasinya. Mau nebang pohon juga ternyata gak boleh sembarangan, harus ada ijin dari si empunya pohon (kadang harus tertulis malah, pake materai segala). Dan kadang, nemuin juga masyarakat yang agak (maaf) kolot. Pohonnya gak boleh ditebang karena alasa ini itu. Tapi, beliau paling oke kalo udah ngomel tantang seringnya trip di daerahnya. ckckck...
Sebenernya ada satu tim di PLN, yang disebut Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan). Tim ini bekerja benar2 dalam kondisi jaringan yang bertegangan, baik 20 kV bahkan sampai 500kV.Jadi jika sedang melakukan pemeliharaan, jaringan gak harus di off-kan, gak perlu ada pemadaman. Nantilah jika ada waktu saya cerita tentang hebatnya tim ini (halah...). Tapi sayang, tim ini terbatas jumlahnya.
Untuk gangguan JTM, kalo internal mah biasa aja, paling karena alat2nya yang rusak. Uniknya tuh pada sebab eksternal.
Untuk daerah sumatera yang hutannya masih banyak, gangguan umumnya disebabkan binatang yang sering ngeceng di jaringan. Ular-lah yang nempel di bushing trafo, kelelawar-lah yang nyangkut di isolator, tapi, burung gak pernah jadi tersangka. Padahal burung yang paling sering nongkrong di JTM (Jaringan Tegangan Menengah). Lho..why why why??? Burung cuma nongkrong di satu fasa, jadinya mah dia gak akan kesetrum. Kita manusia, juga kalo cuma menyentuh satu fasa yang bertegangan 20kV sekalipun, ga papa. Kalo dua fasa, dipastikan tak bernyawa lagi tu burung.
Pihak III di sini, maksudnya jika ada masyarakat yang sedang melakukan pengerjaan bangunan, atau penebangan pohon, dsb yang dapat mengganggu jaringan.Dan, kadang disebabkan ulah manusia juga, misalnya tiang yang tertabrak mobil, dsb.
Untuk gangguan alam, uhm.. paling banyak disebabkan angin kencang, hujan lebat, dan petir. Kalo banjir, gempa atau tsunami, jarang sekali (ya iyalah...) tapi sekalinya ada, weleh.... Seperti yang baru-baru ini terjadi di kota Padang dsk, bak kota mati. Makanya kalo lagi hujat lebat, kadang sering mati lampu, tu bukan sengaja dimatiin dari PLN-nya, tapi karena ada jaringan yang terganggu, misalnya putus, atau tersambar petir.
Nah, kita juga harus memanage kesabaran. Kalo tiba2 listrik padam, jangan buru2 su'uzhon, periksalah sekring yang ada di rumah, siapa tau putus, atau down. hehe... soalnya pernah kejadian juga (ada seorang teman yang ngaku). udah nyalah2in PLN, lama pula padamnya, eh ternyata tu sekring di rumahnya yang down. haha.... menyesal deh udah ngeluarin energi buat marah2. Makanya, sebelum marah-marah, sebaiknya cek dulu. Kalo ia emang dari PLN, baru marah2nya dilanjut ^^. Tapi ya sebaiknya bersabar aja. hehe...
Yup, itu mungkin salah satu seluk beluk yang sangat sedikit dari yang sangat banyak yang ada di PLN. Itu masih dari sisi distribusi secara umum. Well, sedangkan lini2 di PLN tu ga cuma distribusi, ada pembangkit, ada sistem, ada Unit Pengatur Beban, Unit Pelaksana Teknis, ada unit Gardu Induk, Gardu Hubung, dan sebagai sebagainya...
Bicara listrik dan bicara PLN emang gak ada habisnya.
Listrik, menyangkut hajat hidup orang banyak. Bekerja dengan listrik, ga kecil resikonya, nyawa taruhannya. Hanya salah komunikasi saja bisa menyebabkan kematian.
Bukan pembelaan karena kini saya mengabdi di PLN, tapi... setelah merasakan sendiri, apalagi ketika bersilaturahmi ke kantor jaga-kantor jaga yang ada di daerah yang teramat sangat pelosok, terharu melihat bapak2 rekan kerja yang 24 jam stand by di kantor jaga yang minim fasilitas.
Di atas itu semua, pelayanan pelanggan di PLN memang jauh dari memuaskan. Tapi, perbaikan terus dilakukan gak hanya dari sisi pelayanan jaringan, tapi juga pelayanan pelanggan.
Doakan saja, kami generasi muda di PLN bisa menjadikan perusahaan ini lebih baik lagi. Bebas dari korupsi, dan yang pasti menomorsatukan pelanggan.
Jika ada keluh kesah, caci maki, silahkan layangkan ke saya, apapun itu, sebisanya saya sampaikan ke yang berhak menerima informasi tersebut. Dan akan kami (generasi muda PLN) jadikan pertimbangan2 untuk merubah perusahaan ini lebih baik lagi.
Thanks for reading, enjoy electricity ^^
feb 4, '10 5:11 am
Dari data yang saya punya, di bulan-bulan Agustus-Oktober, saat musim kemarau melanda, kuota padam meningkat. Pasalnya, bulan tersebut musim kemarau, yang menyebabkan debit air di danau2 yang menjadi sumber pembangkit (PLTA) mengalami defisit. Di daerah Sumatera, pembangkit sebagian besar merupakan PLTA, jadi bener-bener menggangtungkan diri ama kondisi cuaca. Sampe2' sangking surutnya air pada waktu itu, pihak kantor beserta masyarakat setempat mengadakan sholat istisqa' (meminta hujan). Setiap siang dan malam, hampir separuh kota padam. Dan parahnya di Bulan Agustus-September, saat Ramadhan. Phiuhhh.... itulah saatnya masyarakat (dan saya sendiri tentunya) diuji kesabarannya. Menikmati malam2 Ramadhan dengan pemadaman bergilir. Alhamdulillah, saat sahur diprioritaskan untuk tidak padam, ba'da subuh... siap-sipalah.. Radio komunikasi pun ditenteng kemana-mana, udah kayak reserse aje. Tiap 2-3 jam sekali rolling daerah pemadaman.
Pernah suatu subuh masih di bulan Ramadhan. Saat masih berada di mesjid, ternyata UPB (Unit Pengatur Beban) sudah memanggil2 untuk meminta jadwal rolling. Tapi gak mungkin kan ya ke mesjid bawa-bawa radio. Akhirnya, tu jadwal ga sampe' ke UPB, dan alhasil feeder 6 Sicincin, dimana wilayah perkantoran yang harusnya jadi prioritas dipadamkan langsung atas perintah UPB. Hahay..
pagi-pagi heboh lah di kantor. Dan tersangkanya tentu saja saya, yang bertugas piket hari tersebut. Tapi karena alasannya baik (hoho.. Thanks God!) dan bulan baik tentunya, semua ga jadi masalah, daerah padam segera bisa dirolling.
Selain faktor alam, kondisi pembangkit di Indonesia juga sudah gak mumpuni lagi sebenernya. Di Jepang, pembangkit tiap 10 tahun sekali diganti, rusak gak rusak. Nah, orang Indonesia ini hebat, pemeliharaannya bagus sekali, sampai-sampai pembangkit yang berusia 35 tahun (misalnya PLTA Batang Agam, Sumbar) pun masih bisa digunakan. Ckckck... padahal kalo itu pembangkit bisa ngomong, dia pasti bilang , "nak, udah bercucu-cicit yang buat saya, udah adapun mungkin yang dipanggil ama Tuhan, tapi koq saya gak pensiun-pensiun". Hahay.. bukan pembangkitnya aja yang kasihan, petugasnya pun gelagapan kalo salah satu unit pembangkitnya ngambek. Radio suddenly jadi rame, orang pembangkit minta ke UPB (Unit Pengatur Beban) untuk mengurangi beban. UPB minta lagi ke unit-unit untuk mengurangi beban di daerahnya masing2, yang pada akhirnya unit harus memutuskan feeder mana yang akan dipadamkan, sesuai kuota yang diminta UPB.
Well, sejauh ini, yang paling banyak dikenal oleh masyarakat adalah pemadaman bergilir. Kalo udah pet, mati listrik, sebagian besar masyarakat menyangka itu merupakan jadwal padam. Padahal, gak selamanya kalo mati listrik itu menandakan daerah tersebut sedang dapat giliran padam. Ada hal lain yang menyebabkan padam itu bisa terjadi, antara lain:
1. Emang jadwal penyalaan bergilir (tentu saja ^^)
2. Adanya pemeliharaan jaringan, seperti penebangan pohon, penggantian isolator, penggantian LBS, de es be.
3. Adanya gangguan pada JTM (Jaringan Tegangan Menengah). Gangguan ini juga ada faktor2 yang menyebabkanya:
Penyebab internal natara lain:
-Gardu
-Komponen JTM
-Peralatan JTM
-Tiang
Sedangkan penyebab eksternal yaitu:
-Pohon
-Pihak III/binatang
-Alam
-Layang-layang/umbul-umbul
4. Manuver penyulang
5. Sekring di rumah anda putus ^^
Untuk penyalaan bergilir, terjadi karena kurangnya pasokan daya dari pembangkit. Bisa saja ini terjadi karena di pembangkit sedang overhaull, atau pembangkit emang mengalami gangguan. Kalau overhaull, ini emang direncanakan, tapi kalo gangguan, ya jelas insidental lah ya.. tapi saya juga gak bisa jelasin banyak ttg pembangkit, bukan orang pembangkit soalnya ^^
Saat melakukan pemeliharaan jaringan, tentu saja kondisi jaringan kudu free, gak ada tegangan. Hal ini dilakukan untuk keamanan. Gak mau kan kalo ada yang jadi korban tegangan 20kV. Nah, pemeliharaan ini waktunya tergantung ama apa yang dipelihara juga. Kalo cuma ganti-ganti isolator, kawat kait isolator, gak sampai 1 jam. Tapi kalo udah ganti trafo, biasanya agak lama, coz trafo tu kan berat sangat, perlu waktu banyak untuk menaikkan dan menurunkan trafo. Kalo untuk penebangan pohon, ini biasanya yang lama malah birokrasinya. Mau nebang pohon juga ternyata gak boleh sembarangan, harus ada ijin dari si empunya pohon (kadang harus tertulis malah, pake materai segala). Dan kadang, nemuin juga masyarakat yang agak (maaf) kolot. Pohonnya gak boleh ditebang karena alasa ini itu. Tapi, beliau paling oke kalo udah ngomel tantang seringnya trip di daerahnya. ckckck...
Sebenernya ada satu tim di PLN, yang disebut Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan). Tim ini bekerja benar2 dalam kondisi jaringan yang bertegangan, baik 20 kV bahkan sampai 500kV.Jadi jika sedang melakukan pemeliharaan, jaringan gak harus di off-kan, gak perlu ada pemadaman. Nantilah jika ada waktu saya cerita tentang hebatnya tim ini (halah...). Tapi sayang, tim ini terbatas jumlahnya.
Untuk gangguan JTM, kalo internal mah biasa aja, paling karena alat2nya yang rusak. Uniknya tuh pada sebab eksternal.
Untuk daerah sumatera yang hutannya masih banyak, gangguan umumnya disebabkan binatang yang sering ngeceng di jaringan. Ular-lah yang nempel di bushing trafo, kelelawar-lah yang nyangkut di isolator, tapi, burung gak pernah jadi tersangka. Padahal burung yang paling sering nongkrong di JTM (Jaringan Tegangan Menengah). Lho..why why why??? Burung cuma nongkrong di satu fasa, jadinya mah dia gak akan kesetrum. Kita manusia, juga kalo cuma menyentuh satu fasa yang bertegangan 20kV sekalipun, ga papa. Kalo dua fasa, dipastikan tak bernyawa lagi tu burung.
Pihak III di sini, maksudnya jika ada masyarakat yang sedang melakukan pengerjaan bangunan, atau penebangan pohon, dsb yang dapat mengganggu jaringan.Dan, kadang disebabkan ulah manusia juga, misalnya tiang yang tertabrak mobil, dsb.
Untuk gangguan alam, uhm.. paling banyak disebabkan angin kencang, hujan lebat, dan petir. Kalo banjir, gempa atau tsunami, jarang sekali (ya iyalah...) tapi sekalinya ada, weleh.... Seperti yang baru-baru ini terjadi di kota Padang dsk, bak kota mati. Makanya kalo lagi hujat lebat, kadang sering mati lampu, tu bukan sengaja dimatiin dari PLN-nya, tapi karena ada jaringan yang terganggu, misalnya putus, atau tersambar petir.
Nah, kita juga harus memanage kesabaran. Kalo tiba2 listrik padam, jangan buru2 su'uzhon, periksalah sekring yang ada di rumah, siapa tau putus, atau down. hehe... soalnya pernah kejadian juga (ada seorang teman yang ngaku). udah nyalah2in PLN, lama pula padamnya, eh ternyata tu sekring di rumahnya yang down. haha.... menyesal deh udah ngeluarin energi buat marah2. Makanya, sebelum marah-marah, sebaiknya cek dulu. Kalo ia emang dari PLN, baru marah2nya dilanjut ^^. Tapi ya sebaiknya bersabar aja. hehe...
Yup, itu mungkin salah satu seluk beluk yang sangat sedikit dari yang sangat banyak yang ada di PLN. Itu masih dari sisi distribusi secara umum. Well, sedangkan lini2 di PLN tu ga cuma distribusi, ada pembangkit, ada sistem, ada Unit Pengatur Beban, Unit Pelaksana Teknis, ada unit Gardu Induk, Gardu Hubung, dan sebagai sebagainya...
Bicara listrik dan bicara PLN emang gak ada habisnya.
Listrik, menyangkut hajat hidup orang banyak. Bekerja dengan listrik, ga kecil resikonya, nyawa taruhannya. Hanya salah komunikasi saja bisa menyebabkan kematian.
Bukan pembelaan karena kini saya mengabdi di PLN, tapi... setelah merasakan sendiri, apalagi ketika bersilaturahmi ke kantor jaga-kantor jaga yang ada di daerah yang teramat sangat pelosok, terharu melihat bapak2 rekan kerja yang 24 jam stand by di kantor jaga yang minim fasilitas.
Di atas itu semua, pelayanan pelanggan di PLN memang jauh dari memuaskan. Tapi, perbaikan terus dilakukan gak hanya dari sisi pelayanan jaringan, tapi juga pelayanan pelanggan.
Doakan saja, kami generasi muda di PLN bisa menjadikan perusahaan ini lebih baik lagi. Bebas dari korupsi, dan yang pasti menomorsatukan pelanggan.
Jika ada keluh kesah, caci maki, silahkan layangkan ke saya, apapun itu, sebisanya saya sampaikan ke yang berhak menerima informasi tersebut. Dan akan kami (generasi muda PLN) jadikan pertimbangan2 untuk merubah perusahaan ini lebih baik lagi.
Thanks for reading, enjoy electricity ^^
feb 4, '10 5:11 am
Comments