adik kecilku yang kini tak kecil lagi...

Masih hangat dalam ingatanku, kala itu...
Saat ia baru dilahirkan, sedih hatiku... semua orang menumpahkan perhatian padanya.
Aku? jelas terabaikan..
Biasanya, mama yang mengantarku ke sekolah (TK), kadang menungguiku kalau aku tak ingin ia pergi.
Tapi, beberapa bulan sebelum kehadirannya saja sudah membuat semua berubah.
Biasanya mama yang memandikan, menyisir rambutku, membedaki wajahku dengan tangannya yang lembut, menyuapi ku sebelum berangkat sekolah, menyiapkan bekalku.
Semua tergantikan, kadang oleh om ku atau bapak. hmm... mereka kalo membedaki wajahku asal-asalan saja, tak pandai menyisir rambutku.

Mama tak lagi mau mengantarku sekolah, sebagai penggantinya, om ku yang mengantar.
Biasanya, saat keluar kelas, sudah kutemui wajah mama.. tapi hari-hari menjelang kelahirannya... aku harus menjadi murid yang paling terakhir dijemput. Untung saja Ibu guruku yang berbaik hati rela menemaniku sampai si om menjemput. Pasalnya, om harus kuliah dulu.

Di hari kelahirannya... sepulang sekolah, om mengajakku ke rumah sakit.
Ih.... gak suka aku melihat anak bayi yang ada di box itu.
Apalagi ketika mama menggendongnya.
Harusnya aku yang menjadi anak terakhir... 

Saat wisuda ku di TK, kau hadir dengan jalanmu yang masih tertatih... lucu sekali... kalau melihat fotomu saat itu, kadang aku sendiri heran, koq bisa aku sebel sama adik sendiri, Imut... kayak anak Cina..

Saat aku mulai masuk SD, kau juga sudah mulai besar, bisa berjalan, celotehanmu kadang lucu.Dan entah kenapa kau tak pernah mau lepas dariku, kecuali ketika aku pergi sekolah.

Setiap kali aku mau pergi bermain, sedangkan kau harus tidur siang, kau tak membiarkanku pergi, tanganmu erat memegang tanganku saat tidur. Ntah kau pura-pura tidur atau tidak... Dan ketika aku berhasil melarikan diri darimu, itu adalah suatu prestasi hebat bagiku.

Kemanapun aku pergi bermain, kau selalu saja ingin ikut, Tak taukah kau ini urusan orang gede'? Kalau tak diajak, menangislah kau.... dan mengadu pada mama... eugh... sebel sekali aku padamu adikku!

Tapi... semakin lama, aku semakin terbiasa dengan kehadiranmu.
Kalau sebelumnya aku sering ditinggal kakak dan abang bermain, kini aku punya teman.. ada kau yang selalu mengikutiku..
dan aku semakin menyayangimu... ntahlah, mungkin karena kita terlalu sering bersama.
kakak dan abang kita, mereka sudah besar.. kadang gak mau main lagi sama kita.

Saat kau mulai masuk TK, aku sudah duduk di SD. Kau menjadi murid yang pintar di sekolah. Di usiamu yang gak lebih dari 5 tahun itu, berbagai prestasi kau dapat. Juara lomba 
menggambar, mewarnai, puisi, hapalan, dsb. dan saat lulus kau menjadi murid terbaik.

Masa kecil kita habiskan bersama. Kau paling suka main dokter-dokteran, main boneka, main masak-masakan... 

Saat aku harus meninggalkan rumah kita, sedih rasanya tak bisa mencubiti pipimu lagi, tak bisa menggodamu sampai membuatmu marah atau bahkan menangis.
Setiap kali aku pulang, kau bilang ingin jalan-jalan denganku. Oh, senangnya hatiku, karena kau ternyata juga merindukanku, 
walau selama ini kau selalu menunjukkan kecuekanmu. Tiap kali aku menelponmu, tak banyak yang kau bicarakan.Padahal kakakmu ini kangen...

Saat aku pergi, kau masih duduk di bangku SMP saat itu..
Sekali aku pulang, kau pernah bilang, "mau dianter ke sekolah sama kakak".
Oh, dengan senang hati kakakmu ini mau mengantar dan menjemputmu. Alhasil, hari2 liburanku di rumah, ku isi dengan menjadi supir pribadimu.

Aku tak tahu masa-masa SMA-mu bagaimana...
Tapi, aku terkejut ketika aku membaca-baca bagian belakang buku catatanmu saat aku pulang.Ah, anak SMA, saatnya hati bergejolak, ketertarikan dengan lawan jenis mulai ada. 
Tapi, kau mengaku padaku tak punya pacar, hanya ada orang yang menarik hatimu.
Dan di sore hari itu, kau mengajakku ke sebuah lapangan sepak bola untuk memberitahuku anak laki-laki itu. Dari kejauhan kau menunjuknya, "kak, itu dia". Hahay.... senyum2 dalam hatiku. Ah, akupun pernah merasakannya dulu adikku...

Dan kini, tak terasa kau sudah menjadi mahasiswi. Kalau dulu kau paling suka bermain dokter-dokteran, kini kau merasakannya menjadi nyata. Kau punya stetoskop asli, bukan stetoskop mainan berwarna orange dari plastik seperti yang kau miliki dulu. Meski aku sering tak tahan mendengar ceritamu tentang kegiatan praktikummu yang tergolong mengerikan bagiku. 

Aku ingat sekali, dulu kau sangat susah jika disuruh membaca Al-Qur'an. Ada saja alasanmu untuk menundanya. Al-Qur'an mu kau biarkan bertengger di rak bukumu sampai berdebu kadang. Tapi, terkahir kali aku pulang. Aku melihat Al-Qur'an mu dipenuhi puluhan stiker transparan sebagai tanda. Saat kutanya apa itu, kau bilang, "ayat yang aku suka, kutandai". Subhanallah!. Dan setelah sholat maghrib malam itu, kulihat di samping kiri ku, dirimu sedang membaca Al-Qur'an. Malam berikutnya juga demikian.

Yang membuatku tertegun adalah pertanyaanmu mengenai halaqoh ku.
D :"Kak, liqo'mu di sana kek mana?". 
W: "Alhamdulillah jalan, dua minggu setelah di sana udah dapat kelompok baru. tapi ya sekarang sebulan jadi cuma dua kali, pasalnya kakak kan harus check up dua pekan sekali ke bukit.Bentrok watunya. Tapi udah diizinin ama MR."
D: "kak, liqo' kau kak... jangan sampe' gak liqo'".
Dengan logat Medan-nya ia menasehatku untuk tetap liqo'. Owh God! Subhanallah! Adikku kini sudah bisa berkata seperti itu. 
Padahal ku tahu, di awal2 mentoringmu,  setengah hati kau menjalaninya.

Ku ingat saat aku pulang. Kala itu lagi masa kampanye. Kebetulan aku dan seorang teman janjian untuk ikut kampanye di lapangan Merdeka Medan. Kau bilang,kau juga diajak oleh mentormu ke lapangan merdeka. Kau pun nebeng denganku sampai USU, karena kau akan berangkat bersama temanmu kau bilang. Sesampai di lapangan, aku malah bertemu dengan Mentormu, tapi.. dimana dirimu adikku?? Eh ternyata, dengan sejuta alasan kau dan teman-temanmu kompak untuk tidak datang, kau bilang ke mentormu mau belajar kelompok. ckckck....

Sampai rumah, ketika kutanya, kau bilang, "ah, malas aku ikut kek gituan... belum siap".

Tapi kini, kau sungguh telah berubah...

Namun kau tetap adik kecilku...

Semoga keistiqomahan selalu melekat di dirimu....
Semoga kau bisa menjadi orang yang bermanfaat, dimana saja, kapan saja, dalam kondisi apapun.
Semoga kita masih bisa bertemu kembali...

Teruntuk adiku tersyang.
Kakak yang selalu merindukanmu.


apr 19, '10 12:14 am

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Sahabat Anak-anak

map of my colony

Traveling sejak dalam kandungan