payakumbuh, another place i try to love

Genap satu minggu sudah ku berada di kota ini. Kota kecil yang tenang yang diapit bukit-bukit.
Kota kecil yang jumlah angkotnya bisa dihitung dengan jari, jauh berbeda dengan Bogor -dimana satu setengah bulan ku pernah tinggal disana-, yang dijuluki kota seribu angkot. Kota dimana ku menemukan banyak delman yang masing-masingnya diberi nomor plat.

Pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, tepatnya di Terminal Koto Nan IV, ku hanya bisa berucap dalam hati, "well...this is d best place for me". Dengan semangat dan doa, ku coba untuk mulai menyukai tempat ini. Awalnya, agak gak terima juga ditempatin di Payakumbuh, pengennya di Kota Padang aja. Teman sperjuanganku, Ujang ditempatin di Kota Padang. Selain merasa gak punya temen, dalam pikiranku, Payakumbuh adalah sebuah desa yang desa banget. But I was wrong. It's a city. Very simple city.

Ku tinggal di Jalan Proklamasi, kos di sebuah rumah yang ibu kosnya Alhamdulillah baik banget, bertetangga dengan rumah dinas Bupati, dekat dengan pasar. Ke kantor cukup naik angkot 1 kali dengan ongkos 1000 rupiah, kalau pulang, jalan kaki saja sambil menikmati suasana sore menjelang maghrib di kota yang kini aku tinggali, dan entah sampai kapan aku di sini.

Aku mulai menikmati hidupku. Bertranslasi, dari hidup di kota yang fasilitasnya sangat memadai, ke sebuah kota yang fasilitasnya 'cukup' memadai. Hanya aku belum menemukan Gramedia atau toko buku lainnya di sini.

Well.... satu pelajaran. Di manapun kita hidup, selama kita adalah orang baik, akan ada orang baik lainnya yang menolong kita, jadi...banyak2lah berbuat kebaikan. 
Hari pertama aku di sini, aku dibantu orang-orang yang baik hati, temen2 PLN angkatan 12: Mas Agus, Mas Sony, Mba Nurul, Mba Retno, uni Wanti. Dan staf di PLN Cabang Payakumbuh, Pak Rohom dkk.
Thank you for all that you have done for me.


jun 17, '09 11:35 pm

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Sahabat Anak-anak

map of my colony

Traveling sejak dalam kandungan