kau kawan, sahabat dan teman
Ketika mula bertemu Terasa bagai telah lama bersua
Kau sambut hulur tanganku Bertegur sapa penuh mesra
Masa terus berlalu Dan kita tetap seiringan berjalan
Menempuh onak liku Lalui semua suka dan duka bersama
Biarlah apapun rahsia Dan kelemahanmu tetap engkau temanku
Riangnya saat kita ketawa Asyik senda dan bercerita
Walau sesekali pandangan kita berbeda Andainya tetap serupa
Adakalanya kita juga saling terluka Namun di akhirnya kita tetap bersama
Dan kini dipisahkan dua benua Saling mengejar cita
Tak pernah kulupakan Detik yang indah bersamamu temanku
Dan pasti suatu masa
Engkau dan aku kan bertemu semula
Kembali menjalinkan detik nan indah
Untuk kenangan bersama
Seorang teman, sahabat, kawan, sekaligus saudara bagiku, mengirimkan lagu ini untukku. Tepat di miladku, dan tepat di saat ku sedang meraba kehidupan baruku, di saat ku masih berburu dengan waktu mencari komunitas, membangun silaturahmi ke sana-sini, berharap bisa mendapatkan rona kehidupan yang lebih baik.
Ku menangis saat mendengar lagu ini di warnet, tanpa peduli tatapan sang penjaga warnet yang tepat berada di depanku, tiada menghiraukan orang yang lalu-lalang di hadapanku. Ku sungguh terharu, dan teringat kembali masa-masa bersamanya. Hampir lima tahun. Dia yang paling memahami aku. Allah menakdirkan kami selalu bersama. Tahun pertama kami di asrama, aku sekamar dengannya. Sekelas. Keluar dari asrama, aku sekamar dengannya. Hingga lulus. Dan, mulai dari mentoring, mentoring lanjutan, sampai halaqoh, ntah kenapa tetap saja kami selalu bersama, walaupun sudah di rolling sedemikian rupa.
Dia yang tau saat-saat aku menangis karena kecewa dengan sesuatu.
Dia yang selalu memanggil pelayan restoran saat kami makan, yang selalu membayar ke kasir, karena ku selalu gak mau.
Dia yang selalu memarahiku jika kamar gak rapi
Dia yang selalu mengingatkanku ketika ku mulai keluar jalur
Dia pahami aku apa adanya.
Dia tahu rahasia dan kelemahanku
Pernah kita berbeda pendapat
sering kita memperdebatkan sesuatu
namun itu semua tidak menjadikan kita terpecah
malah semakin menguatkan kita.
Dan kini, dipisahkan dua pulau yang berbeda. Jauh...sungguh terasa jauh teman...
Saat-saat aku membutuhkanmu, kau tak di sini.
Saat aku pulang, tak ada seorangpun di kamar, tak ada dua tempat tidur. Sepi...
Biar kata orang jauh di mata dekat di hati... tapi ternyata dekat di hati saja belum cukup bagiku.
Lima tahun bagiku belum cukup teman...
Ku ingin kan ada tahun-tahun berikutnya dimana kita bisa saling bercanda, merancang masa depan bersama, menghayalkan sesuatu, mengaminkan doa-doa bersama...
Bersamanya kulalui saat-saat terpuruk dalam hidupku. Belajar menjadi dewasa. Belajar melawan rasa takut. Belajar menjadi kuat.
Ku merindukanmu kawan, sahabat, teman. Sungguh.
jun 30, '09 6:12 am
Kau sambut hulur tanganku Bertegur sapa penuh mesra
Masa terus berlalu Dan kita tetap seiringan berjalan
Menempuh onak liku Lalui semua suka dan duka bersama
Biarlah apapun rahsia Dan kelemahanmu tetap engkau temanku
Riangnya saat kita ketawa Asyik senda dan bercerita
Walau sesekali pandangan kita berbeda Andainya tetap serupa
Adakalanya kita juga saling terluka Namun di akhirnya kita tetap bersama
Dan kini dipisahkan dua benua Saling mengejar cita
Tak pernah kulupakan Detik yang indah bersamamu temanku
Dan pasti suatu masa
Engkau dan aku kan bertemu semula
Kembali menjalinkan detik nan indah
Untuk kenangan bersama
Seorang teman, sahabat, kawan, sekaligus saudara bagiku, mengirimkan lagu ini untukku. Tepat di miladku, dan tepat di saat ku sedang meraba kehidupan baruku, di saat ku masih berburu dengan waktu mencari komunitas, membangun silaturahmi ke sana-sini, berharap bisa mendapatkan rona kehidupan yang lebih baik.
Ku menangis saat mendengar lagu ini di warnet, tanpa peduli tatapan sang penjaga warnet yang tepat berada di depanku, tiada menghiraukan orang yang lalu-lalang di hadapanku. Ku sungguh terharu, dan teringat kembali masa-masa bersamanya. Hampir lima tahun. Dia yang paling memahami aku. Allah menakdirkan kami selalu bersama. Tahun pertama kami di asrama, aku sekamar dengannya. Sekelas. Keluar dari asrama, aku sekamar dengannya. Hingga lulus. Dan, mulai dari mentoring, mentoring lanjutan, sampai halaqoh, ntah kenapa tetap saja kami selalu bersama, walaupun sudah di rolling sedemikian rupa.
Dia yang tau saat-saat aku menangis karena kecewa dengan sesuatu.
Dia yang selalu memanggil pelayan restoran saat kami makan, yang selalu membayar ke kasir, karena ku selalu gak mau.
Dia yang selalu memarahiku jika kamar gak rapi
Dia yang selalu mengingatkanku ketika ku mulai keluar jalur
Dia pahami aku apa adanya.
Dia tahu rahasia dan kelemahanku
Pernah kita berbeda pendapat
sering kita memperdebatkan sesuatu
namun itu semua tidak menjadikan kita terpecah
malah semakin menguatkan kita.
Dan kini, dipisahkan dua pulau yang berbeda. Jauh...sungguh terasa jauh teman...
Saat-saat aku membutuhkanmu, kau tak di sini.
Saat aku pulang, tak ada seorangpun di kamar, tak ada dua tempat tidur. Sepi...
Biar kata orang jauh di mata dekat di hati... tapi ternyata dekat di hati saja belum cukup bagiku.
Lima tahun bagiku belum cukup teman...
Ku ingin kan ada tahun-tahun berikutnya dimana kita bisa saling bercanda, merancang masa depan bersama, menghayalkan sesuatu, mengaminkan doa-doa bersama...
Bersamanya kulalui saat-saat terpuruk dalam hidupku. Belajar menjadi dewasa. Belajar melawan rasa takut. Belajar menjadi kuat.
Ku merindukanmu kawan, sahabat, teman. Sungguh.
jun 30, '09 6:12 am
Comments