bbg (beliau babe gue)

Setelah membaca jurnal ini jadi teringat kembali hal-hal yang dilakukan Bapak, yang terkadang kalo dipikir kembali, konyol dan lucu. Tapi di saat bapak melakukannya, dia melakukan dengan sungguh-sungguh, demi anaknya.

Suatu hari saat kami sekeluarga baru kembali dari kampung halaman, semua tepar termasuk mama, kecuali bapak (walau sebenarnya pasti dia juga lelah). Dalam keadaan demikian, lapar pun menyerang, di rumah jelas tidak ada nasi, karena tiga hari lebih kami tinggalkan. Lantas bapak berinisiatif untuk memasak mie. Dan apa yang dilakukannya... beliau menambahkan batang serai yang diiris2 ke dalam mie. Ntahlah rasa mie saat itu...

Saat beliau baru pulang dari haji... dia membelikanku sebuah gaun putih yang bawahnya mengembang, dan atasnya berlengan pendek dengan banyak pernik2. Saat itu aku kelas 2 SMA, saat memakainya... eugh... ini kan baju anak-anak. Dan setelah dikonfirmasi, bapak bilang, "yang bapak bayangin kalian itu masih kecil-kecil". Ternyata, kami tidak pernah besar atau dewasa di hadapannya.

Saat pertama kali aku berangkat ke Bandung, Bapak dan Mama gak mengantarkanku, mereka baru ke Bandung saat ku wisuda. Mereka hanya mengantarkan sampai di Bandara. Ku ingat sekali wajah Bapak saat itu. Kalo mama mah udah berlinang-linang gak jelas air matanya. Tapi kalo Bapak, wuih... kayaknya kagak ada sedih2nya. Sampe' ku berpikir, ni Bapak ikhlas banget kayaknya melihat anaknya pergi. Tapi ternyata tidak, saat di pesawat (sebelum mematikan HP), Bapak sms, "Dek, Bapak liatin adek terus mulai dari pintu keluar, adek jalan ke pesawat, sampai masuk ke pesawat. Hati-hati ya dek. Bapak sayang adek". Hehe... ternyata gak tega juga dia melihat kepergianku.
Dan beberapa kali ketika ku dalam tugas mengemban amanah, kuliah maksudnya, beliau sering mengirimkan pesan. Singkat. Banget. gak ada embel2 apapun, :" Bapak sayang adek".
Kalo udah kayak gitu, kayaknya beliau sedang merindukanku. 

Dan pertama kali ku menginjakkan kaki di Sumatera Barat, Bapak dan mama mengantarkanku. Ku ingat banget saat-saai Bapak bersusah payah merubah sebuah gudang menjadi kamar yang kutempati sekarang. Pasalnya, cari kosan di daerah non kampus, sussssaaaaah buanget. But, it's a nice room sekarang. Dindingnya dicat putih oleh Bapak. Pencahayaannya dibuat indah oleh Bapak, ia membelikanku lampu hias yang bagus. Berdua dengan mama mereka mencoba membuatku nyaman. Kolaborasi yang apik, hehe...

Kalau sedang keinget Bapak, ku sering membayangkan masa kecil..di sore hari bapak sering mengajak aku, kakak dan adikku naik sepedanya, aku di depan, kakak dan adikku di belakang, ke sebuah taman. Di sana, ia membelikan kami roti, lalu duduk di taman menikmati roti yang dibelikannya sambil melihat pesawat penyiram kebun milik PT. PN yang seliweran. Uhm..so sweeeeet...

And... once more... ku berpisah dengannya. Kalo dulu, saat di Bandung, aku yang pergi meninggalkannya, sekarang, saat di Sumbar, dia yang pergi meninggalkanku.


jun 24, '09 4:44 am

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Sahabat Anak-anak

map of my colony

Traveling sejak dalam kandungan