kalah perang
Phuih....
Pernah suatu hari beberapa waktu yang lalu, saya kayak orang yang kalah perang. Lemes banget. Saat pulang, di jalan tu udah persis kayak orang yang lagi jalan di pinggir pantai yang anginnnya lagi kenceng, jalannya lambat dan berat.... banget, pandangan tunduk ke bawah, hopeless banget dah. Padahal, beberapa menit sebelumnya baru aja duduk dengan manis mendengarkan seminar motivasi dari seorang trainer ternama yang bahkan pernah masuk rekor MURI. But... once again, gak ngaruh ke saya. Malamnya, pas dapat sms yang isinya undangan untuk menghadiri seminar tersebut, saya udah berniat untuk datang, siapa tau bisa termotivasi.
Pulang dari seminar, ke lab. Niatnya mau coba browse bahan buat TA, tapi ternyata... link-nya gak bisa dibuka. Duh...makin lemes...
Akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja.
Di jalan, tepat saat berada di depan mesjid kampus, 2 sms masuk, salah satunya dari temen sekelompok 'arisan', ngasih tausyiah yang isinya gini:
"Bersungguh-sungguhlah kamu pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah serta janganlah merasa lemah" (HR. Muslim)
Dug! tiga kata terakhir ngena' banget, 'janganlah merasa lemah'.
Yang saya heran, ni sms masuknya pas banget ama kondisi saya yang lagi lemah.
Gak penting cerita di atas sebenernya. Yang ingin saya soroti di sini adalah kekuatan ukhuwah yang terjalin antara saya dan temen2 'arisan' saya, although gak ada yang tau kondisi saya saat itu, kayaknya Allahtransmit sinyal ke salah satu temen saya, dan menuyuruhnya mengirimkan pesan ke saya yang isinya seperti di atas.
Banyak banget caranya Allah untuk mengingatkan kita atas kelalaian2 kita. Salah satunya melalui teman. Bener banget bahwa obat hati (kalo versi Jawa-nya tombo ati) tu salah satunya adalah bergaul dengan orang-orang saleh. Bisa kecipratan solehnya walau awalnya kita kacau. Udah ngalamin sendiri soalnya.
Tapi,... akhir dari cerita ini, sampai saya nulis ini, kondisinya masih sama dengan di awal cerita. :(
apr 28, '08 10:18 pm
Pernah suatu hari beberapa waktu yang lalu, saya kayak orang yang kalah perang. Lemes banget. Saat pulang, di jalan tu udah persis kayak orang yang lagi jalan di pinggir pantai yang anginnnya lagi kenceng, jalannya lambat dan berat.... banget, pandangan tunduk ke bawah, hopeless banget dah. Padahal, beberapa menit sebelumnya baru aja duduk dengan manis mendengarkan seminar motivasi dari seorang trainer ternama yang bahkan pernah masuk rekor MURI. But... once again, gak ngaruh ke saya. Malamnya, pas dapat sms yang isinya undangan untuk menghadiri seminar tersebut, saya udah berniat untuk datang, siapa tau bisa termotivasi.
Pulang dari seminar, ke lab. Niatnya mau coba browse bahan buat TA, tapi ternyata... link-nya gak bisa dibuka. Duh...makin lemes...
Akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja.
Di jalan, tepat saat berada di depan mesjid kampus, 2 sms masuk, salah satunya dari temen sekelompok 'arisan', ngasih tausyiah yang isinya gini:
"Bersungguh-sungguhlah kamu pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah serta janganlah merasa lemah" (HR. Muslim)
Dug! tiga kata terakhir ngena' banget, 'janganlah merasa lemah'.
Yang saya heran, ni sms masuknya pas banget ama kondisi saya yang lagi lemah.
Gak penting cerita di atas sebenernya. Yang ingin saya soroti di sini adalah kekuatan ukhuwah yang terjalin antara saya dan temen2 'arisan' saya, although gak ada yang tau kondisi saya saat itu, kayaknya Allahtransmit sinyal ke salah satu temen saya, dan menuyuruhnya mengirimkan pesan ke saya yang isinya seperti di atas.
Banyak banget caranya Allah untuk mengingatkan kita atas kelalaian2 kita. Salah satunya melalui teman. Bener banget bahwa obat hati (kalo versi Jawa-nya tombo ati) tu salah satunya adalah bergaul dengan orang-orang saleh. Bisa kecipratan solehnya walau awalnya kita kacau. Udah ngalamin sendiri soalnya.
Tapi,... akhir dari cerita ini, sampai saya nulis ini, kondisinya masih sama dengan di awal cerita. :(
apr 28, '08 10:18 pm
Comments