just because of 'combro'

Tau combro kan? Sejenis gorenganlah pokoknya. Saya juga baru tahu combro setelah kejadian menyedihkan di bawah ini. 
Cerita menyedihkan, oleh-oleh dari mengajar TPA di Al-Falah.

Suatu malam (TPA dimuali ba'da Maghrib sampai Isya), saat saya dan teman sekamar saya, Nana sedang mengajar di TPA tersebut, suatu insiden tidak memnyenangkan terjadi. Diawali dengan murid laki-laki yang tiba-tiba saja berhamburan ke luar mesjid. Sang guru, Fery (kelas 3 SMA), warga setempat yang juga mengajar di TPA tersebut cuma bisa tertegun, heran dengan apa yang terjadi. Di hadapannya, gak satupun murid laki-laki tertinggal. Dan, nggak berapa lama kemudian, disusul dengan berhamburannya anak-anak ceweknya, kelas kecil, tingkat SD dan belum sekolah. Fery, sekali lagi cuma bilang, "Lho, kak, kok adek-adeknya pada lari si?".

Saya dan Nana langsung berspekulasi, jangan-jangan adik-adiknya nggak nyaman diajar sama kita?
Kebetulan, Nana, yang meng-handle murid cewek kelas 1 SMP bernasib mujur, gak kehilangan murid2nya, nggak seperti saya dan Fery. Lalu Nana mengutus salah satu adiknya untuk menjadi 'mata-mata', ada apakah gerangan di luar sana yang menyebabkan murid-murid lainnya berhamburan laksana burung ababil? (halah!)
Dan, saat sang utusan kembali, kami melihat sesuatu yang aneh, dia memegang perutnya sambil terduduk lemas menahan tawa di depan pintu mesjid, lalu terseok-seok mendekati saya dan Nana. Segera setelah sang mata-mata melaporkan hasil pengamatan, kami juga tertawa, agak terbahak, namun tertahan, karena kami tahu, ini di mesjid. 

Tahu nggak, apa yang terjadi?
Usut punya usut... ternyata di luar ada penjual Combro yang sedang berjualan di depan mesjid! Jadi, mereka keluar hanya untuk membeli dan memakan combro di luar mesjid! Ugh! Ntahlah apakah sebelumnya adik2 tersebut sudah berkonspirasi: "sebelum mulai ngaji, kalo nanti ada penjual combro kita keluar sama-sama ya..."
Yang pasti, saya, Nana, dan Fery kalah telak malam itu. Kami kalah pamor dengan combro!
Murid-murid lebih memilih combro dibanding kami sang pengajar.Hiks!
---------------------[WsN]-----------------


Banyak kejadian yang luar biasa selama mengajar TPA, hari-hari luar biasa dengan anak-anak luar biasa, atau luar binasa? 
Wiwien, teman sekos, saat pertama mengajar, dikerjain sama muridnya. Salah seorang murid yang dia handle, berdarah bibirnya. Tapi tenang, itu bukan ulah Wiwien koq. Sejauh ini, Wiwien yang saya tahu masih sayang dan seneng banget sama anak-anak. Ntah karena apa bibir anak yang bernama Ima itu berdarah. Saat itu Wiwien sedang bercerita tentang nabi. Karena panik, Wiwien bersedia mengantarnya pulang. Wiwien kira, ah paling rumahnya di sekitar sini. Namun ternyata, sampai azan isya berkumandang, Wiwien baru kembali. Ha..ha...!

Beda lagi dengan saya, ada seorang anak kelas 2 SD, namanya Dewi, kekeuh manggil saya 'Ibu'. Deu... kalo yang satu ini agak canggung juga saya mendengarnya. Tapi, ya sudahlah! toh tu bocah walau dibilangin seribu kali juga tetep aja manggil saya 'Ibu'.


jan 31, '08 10:38 pm

Comments

Popular posts from this blog

map of my colony

a simple thing that makes me fall in love with you again.

Nabung ASIP selama Umroh?? Emang bisa?