ketika niat itu akhirnya diuji (episode 2)

Hari Ahad...
Selesai shalat subuh, kegiatan memasak dilanjutkan kembali, karena pagi ini, makanan harus segera diantar ke Shock Market, baru selesai masak jam 06.30. Temen-temen lain secara bergiliran menuju tempat 'bertarung', mengerjakan tugas-nya masing-masing yang telah dibagi, ada yang menjual es, teh hangat, PLP, cireng. Saya menyusul setelah selesai mencuci dan menjemur pakaian, kira-kira jam 7.00.

Saat sedang 'beraksi', sebuah telepon masuk, dari Favian:
Favian: "Mba jaga SMBB ga?"
Wielda: "Harusnya ia"
Favian: "Mba datang ga?"
Wielda:"Uhm... nggak"
Favian: "Jadwal mba aku ambil ya"
Wielda: "Hm... ya ambil aja"

WhuaAAaa!!! 75.000 lewat! 
Awalnya agak menyesal juga, melewatkan 75.000 yang harusnya pagi itu adakah rezeki saya, tapi berpindah ke tangan orang lain.
Tapi, saya berpikir kembali: "Uhm... kalo saya jaga SMBB, tu uang cuma bermanfaat buat saya, kalo saya memberinya ke Favian, berarti saya telah memberi manfaat buat Favian, mungkin Favian lebih membutuhkannya, dan saya bisa lebih bermanfaat di sini, bareng temen-temen, jualan."
Well, finally, saya melupakan 75.000 yang harusnya bisa buat makan paling nggak 3 hari ke depan (maklum anak kos, uang sangat berharga)

Jam 9.00, HaPe kembali berdering, kali ini sms dari salah seorang mutarobbi (baca: adik binaan).
Adik: "Mba dimana? kita berangkat sekarang yuk"
(Ups, saya lupa kalo saya harus mengantarnya ke stasiun jam 9 pagi ini untuk membeli tiket Jakarta-Surabaya)
Wielda:"Mba lagi jualan di Pasar Kaget belakang kampus. F*** (nama disamarkan)ke sini aja, biar mba punya alasan untuk izin sama temen-temen."

Jam 09.15 kemudian saya sudah kembali riding my motorcycle menuju Stasiun Hall. Dalam perjalanan pulang, 
Adik: "mba, armada Blue Bird lagi kosong, gak ada taksi yang bisa jemput. Travelnya berangkat jam 11.00. Gimana ni mba? ini udah jam 10.30".
Saya: "Maunya gimana? mba mah terserah kamu aja. Apa mau cari taksi lain yang ngetem di pinggir jalan?"
Adik:"Ya uda mba, kita cari aja".
Tapi, kurang beruntung, ntahlah hari ini koq taksi pada penuh.
Adik:"Mba, gimana ni"
Saya:"Ya udah, kita coba ke kampus aja ya, siapa tau ada taksi yang lagi nungguin peserta SMBB"
Setelah keliling-keliling gak ada juga.
Adik:"Mba, balik ke depan Horison aja, kayaknya tadi ada taksi"
Dalam hati: "What?!! Ke Horison?? ini beneran?"
Saya:"Uhm, yakin? ke Horison?"
Dalam hati berharap sang adik menjawab "gak usah aja deh mba, kasian mba"
Adik:"iya mba, habis mau di mana lagi."
"........................." Speachless...
Untuk ketiga kalinya dalam hari ini saya melewati jalan yang sama. 
Tapi, sampai di Sukarno HAtta By Pass, kejaiaban terjadi
Adik:"mba, kita balik aja deh, udah jam segini, ntar aku telepon dulu travelnya"
Dalam hati:"Alhamdulillaahhh... Maha Suci Allah yang menyayangi hamba-Nya yang udah kecapean ini".
Saya:"oh, ya udah, sembari jalan pulang, kita cari-cari taksi kosong juga aja"
Di gerbang kampus, akhirnya ada satu Taksi. Dengan tidak logisnya sang adik meminta pak supir untuk mengantarkannya ke Travel Cipaganti dalam 10 menit. ??? Gak mungkin kan?
Awalnya saya menawarkan naik motor aja, tapi, ternyata bawaan beliau... Waduh, gak sanggup saya kalo harus bawa satu koper besar ditambah 3 tas lagi. Bisa-bisa bukan ke Cipaganti, tapi ke RS Al-Islam :(
Akhirnya, Travel pun sudah berangkat
dan sang adik sambil ingin menangis..,"mba, gimana ni"
Dengan bijak sang mba memberi solusi (pahlawan kesiangan),"naik bus aja ****, gimana?"
Adik:"Tapi aku belum pernah naik bus mba"
Singkat cerita, akhirnya jadi naik bus, ke terminal dengan taksi yang awalnya diminta ke Cipaganti dalam 10 menit.
Saat hendak berangkat...
Adik:"mba, mba ikut juga ya ke Leuwi Panjang, aku takut mba, aku gak pernah kesana."
Dalam hati, "Yang bener ni? lewat simpang Sukarno Hatta lagi? AAaagHHhh!!"
Saya:"Ya, tapi mba naik motor ya, biar pulangnya gampang"
Karena gak mau lewat jalan yang sama, saya lewat jalur belakang, lumayan, lewat sawah-sawah, setidaknya ada yang hijau.
Sampai di terminal, saya menunggu di pintu depan terminal. 15 menit kemudian ada sebuah sms:
"mba aq ud d dlm,td dr blakng,coz biar taksinya dket sama bus".
Well, saya masuk terminal, dan mencoba menghubungi sang adik. Belum sempat connect, saya melihat dia sudah berada di depan bus Primajasa.
Dan dengan santainya...
"Mba, aku pergi dulu ya, makasih ya mba", trus salaman, cipika-cipiki.
Udah.
Beugh!!! Perjalanan jauh gue ke Leuwi Panjang cuma untuk cipika-cipiki yang cuma beberapa detik :(
Kayak gak percaya, saya pulang sambil senyum-senyum sendiri, masih unbelieveable kalo ini semua terjadi sama saya. Ya Allah... yang bener aja, jauh-jauh ke Leuwi Panjang, cuma gini doang? Beneran?
Hingga saya sudah berada di motorpun, saya masih gak berhenti untuk bisa mempercayai apa yang udah terjadi.

Tapi, daam perjalanan, saya teringat kembali sebuah ayat:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Syurga, padahal belum Nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar."(Ali-Imran 142)

Hm... finally I realize bahwa Allah sedang menguji saya, sedang menguji kesabaran saya.dan dalam perjalanan itu pula, saya teringat sebuah hadis:
"Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya."(Hadis Arba'in ke 36).

Dalam sisa perjalanan, saya masih tetap tersenyum tapi... senyum yang berbeda, karena kini saya mengeti, bahwa Allah sedang memerhatikan saya, bahwa Ia sedang ingin menaikkan derajat saya dengan menguji saya dengan cara seperti ini.
Thank you Allah...


jul 15, '08 5:50 am

Comments

Popular posts from this blog

map of my colony

a simple thing that makes me fall in love with you again.

Nabung ASIP selama Umroh?? Emang bisa?